Senin, 15 Juni 2009

Program Kalkulator Dengan C++

Berikut ini adalah sebuah contoh sederhana program kalkulator berbasis PBO

#include"conio.h"
#include"iostream.h"

class calculator
{
private:
float angka_1,angka_2,hasil;
char operasi,eksekusi;
public:
void masukan ();
void proses ();
void keluaran ();
};

void calculator::masukan ()
{
cout<<"Masukkan Angka pertama = "; cin>>angka_1;
cout<<"Jenis Operasi perhitungan * / + - = "; cin>>operasi;
cout<<"Masukkan Angka kedua = "; cin>>angka_2;
}

void calculator::proses ()
{
if(operasi=='*')
{
hasil=angka_1*angka_2;
}
else if(operasi=='/')
{
hasil=angka_1/angka_2;
}
else if(operasi=='+')
{
hasil=angka_1+angka_2;
}
else if(operasi=='-')
{
hasil=angka_1-angka_2;
}
}

void calculator::keluaran()
{
cout<<"Tekan tombol (=) "; do { cin>>eksekusi;
if(eksekusi=='=')
{
cout<<"Hasil perhitungan = "<<<"Anda tidak menekan tombol sama dengan (=) "; } }while(eksekusi!='='); } void main() { class calculator jadi; char pil; do { clrscr(); jadi.masukan(); jadi.proses(); jadi.keluaran(); cout<<"Apakah anda ingin mengulang? (y or n) "; cin>>pil;
}while(pil=='y'||pil=='Y');
}

Sabtu, 06 Juni 2009

PAHLAWAN TITANIC YANG SEJATI

John Harper dilahirkan dari sepasang orang tua yang memiliki Kekristenan
yang teguh, pada tanggal 29 Mei 1872. Pada hari Minggu terakhir bulan Maret
1886, ketika ia berusia tiga belas tahun, ia menerima Yesus sebagai Tuhan
atas hidupnya. Ia tak pernah mengenal kehidupan masa muda yang liar. Ia
mulai berkhotbah sekitar empat tahun kemudian pada usia matang 17 tahun,
dengan cara turun ke jalan-jalan di desanya dan mencurahkan jiwanya dengan
himbauan yang tulus agar orang-orang diperdamaikan dengan Allah.

Dengan bergulirnya kehidupan John Harper, satu hal yang tampak jelas ? Ia
tenggelam dalam Firman Allah. Ketika ditanya oleh berbagai pendeta apa saja
yang menjadi doktrinnya, ia dikenal dengan jawaban "Firman Allah".

Setelah lima atau enam tahun bekerja keras di sudut-sudut jalan
memberitakan
Injil dan bekerja di pabrik penggilingan pada pagi hari, maka Harper dibawa
oleh Pendeta E.A. Carter dari Misi Pionir Baptis di London, Inggris. Hal
ini
menyebabkan Harper dapat dengan bebas mengabdikan seluruh waktu enerjinya
bagi pekerjaan yang begitu dekat di hatinya. Tak lama kemudian, John Harper
memulai gerejanya sendiri di bulan September 1896 (sekarang dikenal sebagai
Harper Memorial Church). Gereja ini, yang dimulai oleh John Harper hanya
dengan 25 orang anggota, telah bertumbuh menjadi 500 anggota ketika ia
meninggalkannya 13 tahun kemudian.

Selama waktu itu, ia menikah, namun tak lama kemudian menjadi duda.
Sekalipun pernikahan itu singkat sekali, namun Allah memberkati John Harper
dengan seorang putri kecil yang cantik yang bernama Nana. Ironisnya, John
Harper hampir mati tenggelam sampai beberapa kali di dalam hidupnya. Ketika
ia berusia dua setengah tahun, ia hampir tenggelam ketika ia jatuh ke dalam
sumur, namun disadarkan kembali oleh ibunya. Pada usia dua puluh enam, ia
dihanyutkan ke laut lepas oleh arus balik dan hampir-hampir saja tak
tertolong, dan pada usia tiga puluh dua dia menghadapi kematian di atas
kapal yang bocor di Mediterania. Mungkin Allah memakai
pengalaman-pengalaman
ini untuk mempersiapkan hambaNya bagi apa yang akan dihadapinya kelak ?

Waktu itu malam hari tanggal 14 April 1912. Kapal RMS Titanic berlayar
kencang di atas samudera yang dingin menggigit, tanpa sadar bahwa malam
naas itu akan mengisi halaman-halaman sejarah di kemudian hari. Di atas
kapal mewah ini terdapat banyak orang-orang kaya dan terkenal. Pada saat
peluncuran perdana kapal, Titanic merupakan benda bergerak terbesar yang
pernah dibuat oleh manusia. Pada pukul 23.40 malam yang menentukan nasib
itu, sebuah gunung es menggesek dengan amat kerasnya sisi kanan kapal,
sehingga menghujani dek dengan es dan mengoyakkan enam bilik yang kedap
air.
Samudera raya masuk ke dalamnya. Di atas kapal malam itu ada John Harper
dan
putri kesayangannya Nana, yang berusia enam tahun.

Menurut laporan dokumentasi, segera setelah jelas bahwa kapal akan
tenggelam, John Harper langsung membawa putrinya menuju sekoci penyelamat.
Masuk di akal apabila dianggap bahwa pendeta duda ini dengan mudahnya akan
dapat naik ke atas sekoci dan selamat; namun tampaknya hal itu tak pernah
terlintas di dalam benaknya. Ia membungkuk dan mencium putri kecil yang
amat
berharga baginya itu; ditatapnya mata anak itu sambil berkata bahwa mereka
akan berjumpa kembali satu hari kelak. Kilatan-kilatan di langit yang gelap
di atas memantulkan airmata di wajahnya ketika ia berbalik dan menuju
kerumunan orang yang putus asa di atas kapal yang sedang tenggelam itu.

Ketika buritan kapal mulai terayun ke atas, dilaporkan bahwa Harper tampak
berusaha mendaki dek sambil berteriak "Wanita, anak-anak dan mereka yang
belum diselamatkan masuk ke dalam sekoci!" Hanya beberapa menit kemudian,
Titanic mulai terdengar bergemuruh jauh di bagian dalamnya. Banyak orang
yang menyangka bahwa itu merupakan ledakan; padahal sebenarnya kapal
raksasa
itu secara hurufiah sedang terbelah dua. Pada saat itu, banyak orang yang
melompat dari dek terjun ke dalam air es yang gelap di bawah. John Harper
termasuk salah satu di antaranya. Malam itu 1528 orang masuk ke dalam air
yang membekukan itu. John Harper tampak berenang dengan tergopoh-gopoh
kepada orang-orang dan memimpin mereka kepada Yesus sebelum hipotermia
(keadaan suhu tubuh di bawah titik terendah) menjadi fatal.

Harper berenang menuju seorang pemuda yang telah naik ke atas kepingan yang
terapung. Dengan napas terengah-engah ia bertanya, "Apakah anda sudah
diselamatkan?" Pemuda itu menjawab belum. Harper kemudian mencoba
menuntunnya kepada Kristus hanya untuk menerima jawaban tidak dari pemuda
yang sedang shock itu. John Harper membuka jaket penyelamatnya dan
melemparkannya kepada pemuda itu sambil berkata "Kalau begitu ini, Anda
lebih membutuhkannya daripadaku ?" dan kemudian berenang menuju orang-orang
lain. Beberapa menit kemudian Harper berenang kembali mendekati pemuda tadi
dan berhasil memimpinnya untuk menerima keselamatan.

Dari 1528 orang yang masuk ke dalam air malam itu, enam di antaranya
diselamatkan oleh sekoci-sekoci penolong. Salah satu di antaranya adalah
pemuda yang naik kepingan yang terapung tadi. Empattahun kemudian pada
suatu
pertemuan bagi mereka yang selamat, pemuda ini berdiri dan dengan airmata
bercucuran mengisahkan kembali bagaimana John Harper, setelah menuntunnya
kepada Kristus, berusaha berenang kembali untuk menolong orang lain, namun
oleh karena air yang dingin seperti es itu, maka ia telah menjadi terlalu
lemah untuk berenang. Kata-kata terakhir sebelum ia tenggelam di dalam air
yang membekukan itu ialah "Percayalah kepada nama Tuhan Yesus dan anda akan
diselamatkan". Apakah Hollywood mengenang orang ini? Tidak. Ah, bukan
masalah. Hamba Allah ini mengerjakan apa yang harus dikerjakannya. Ketika
orang-orang lain berusaha membayar nyawa mereka untuk dapat masuk sekoci
dan
dengan egois berusaha menyelamatkan diri mereka sendiri, John Harper
menyerahkan nyawanya agar supaya orang-orang lain dapat diselamatkan.

"Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan
nyawanya untuk sahabat-sahabatnya." John Harperlah pahlawan Titanic yang
sejati!

(Diambil dari The Titanic Last Hero oleh Moody Press 1997 & Praise Until
Dawn Internet)


Kristus tak dapat menjalankan kehidupanNya sekarang ini di dunia tanpa
mulut kita, tanpa mata kita, tanpa masuk dan keluar kita, tanpa hati kita.
Ketika kita mengasihi, itulah Kristus yang mengasihi melalui kita. Inilah
Kekristenan. (Leon Joseph Suenens, Mandate For Mercy, halaman 67)

Kasih itu memberi untuk kebutuhan dunia
Kasih itu berbagi rasa menurut pimpinan Roh
Kasih itu peduli ketika dunia menangis
Kasih itu berbelas kasihan dengan pandangan seperti Kristus
(Our Daily Bread, 19 Mei 2001 oleh Brandt)